Jakartan Horror Story: Struggling Against Air Pollution

0
15148
Polusi Udara Jakarta
Polusi Udara Jakarta

Semua orang pasti pernah menonton film horor dengan sajian berbagai makhluk atau monster menyeramkan. Tingkat keseraman bahkan bertambah ketika film mencantumkan pesan ‘based on true story’ yang berlokasi tak jauh dari tempat tinggal. Bulu kuduk pun berdiri dihantui ketakutan jika makhluk ini akan benar-benar menyerang. Tetapi dibandingkan makhluk yang tidak jelas keberadaannya itu, ternyata ada hal nyata yang jauh lebih horor sedang melanda Indonesia, khususnya Ibukota Jakarta. Ia tak kasat mata, tak disadari kehadirannya, namun tak pernah absen dari kehidupan. Ya, apalagi kalau bukan udara. Lalu bagaimana bisa udara yang sangat kita butuhkan justru berbalik jadi kisah horor? Simak cerita polusi udara Jakarta selengkapnya.

Fakta Menyeramkan Polusi Udara Jakarta

Menurut data Air Visual, Jakarta telah berulang kali menempati peringkat satu kota dengan polusi udara tertinggi di dunia. Bahkan pada 25 Juni 2019, Air Quality Index (AQI) Jakarta sempat menyentuh nilai 240. Padahal angka 100 saja telah dikategorikan unhealthy atau tidak sehat. Kamu tentunya dapat membayangkan sendiri betapa parahnya pencemaran udara Jakarta yang bahkan melebihi angka 200 dan masuk dalam kategori very unhealthy. Dengan nilai setinggi itu, Ibukota Indonesia sukses mengalahkan kota-kota pesaingnya seperti Beijing, Dubai, dan New Delhi. Sungguh prestasi yang sama sekali tidak membanggakan.

Ruparupa Banner

Tanpa disadari, partikel polutan di udara yang berukuran sangat kecil dapat menembus aliran darah seseorang melalui paru-paru. Level polutan yang melonjak akan meningkatkan risiko penyakit pernapasan, serangan jantung, kanker dan stroke. Sayangnya karena wujudnya yang tak terlihat, polusi udara Jakarta sering menjadi urusan kesekian di belakang masalah banjir, polusi air dan sampah. Sehingga banyak orang masih tidak mengerti atau sesimpel menyepelekan horrornya polusi udara.

Faktanya, penelitian menemukan bahwa buruknya kualitas udara Jakarta secara bertahap mengurangi sekitar 2,3 tahun umur rata-rata penduduk. Situasi yang jauh lebih buruk bahkan dialami oleh kelompok-kelompok sensitif seperti ibu hamil, anak-anak di bawah 5 tahun dan orang-orang dengan masalah kesehatan jangka panjang.

Baca Juga:   5 Tips Memilih Alat Pel Lantai yang Tepat Guna

Air Purifier: Solusi Dimulai dari dalam Rumah

Pada 30 Juli 2019, tingkat polusi udara Jakarta kembali merajai peringkat dunia. Berita buruk tentang kualitas udara Jakarta ini sukses menjadi tren sosial media. Di bawah hashtag #SetorFotoPolusi, netizen menyebarluaskan foto-foto kotornya udara di ibukota. Memang semakin banyak dari kita yang bisa merasakan sulitnya menghirup udara bersih di Jakarta. Orang tua juga mulai sadar bahwa udara Jakarta tidak lagi aman untuk anak-anaknya.

Meskipun campaign sosial media telah berjalan, tapi belum ada langkah pasti yang benar-benar diambil untuk mengatasinya. Mengingat fenomena polusi udara ini tidak akan mudah diselesaikan dalam waktu dekat, kita semua dapat setidaknya mulai menyelamatkan diri sendiri dan keluarga dimulai dari dalam rumah kita masing-masing.

Dengan tingginya polusi udara di luar rumah, jangan mengira udara dalam rumah tidak lebih berbahaya. Menurut United States Environmental Protection Agency, kualitas udara di dalam rumah bisa 5 kali lebih tercemar daripada udara di luar. Ada banyak alasan mengapa hal ini terjadi, termasuk di antaranya ventilasi yang buruk, pembakaran lilin berbahan kimia, penggunaan penyegar udara, debu yang menempel di furniture, dan banyak lagi.

Didukung dengan polusi udara #1 Jakarta, udara luar yang memang sudah kotor malah masuk dan terjebak bercampur dengan semua kotoran di dalam rumah menciptakan gumpalan udara beracun mengerikan. Benar-benar combo polusi paket lengkap.

Solusi mengatasinya adalah kamu perlu memasang air purifier di dalam rumah. Apa itu air purifier? Air purifier merupakan sebuah alat pembersih udara dalam ruangan sehingga udara kembali segar dan sehat. Alat pembersih udara ini menghilangkan partikel kontaminan termasuk bakteri, jamur, virus, bau, dan kontaminan berbasis karbon lainnya. 

Baca Juga:   18 Alat Elektronik Rumah Tangga untuk Keseharian

Pada dasarnya, air purifier menggunakan dua cara jitu untuk membersihkan kotoran dari udara. Pertama, menggunakan filter yang menghisap partikel kotoran dan menjebaknya agar tidak melayang bebas di udara. Kedua, menggunakan generator ionik yang memancarkan ion negatif dan menempel pada partikel beracun sehingga jatuh dari udara. Apapun jenis air purifier yang akan kamu beli, semuanya berguna untuk membersihkan udara dalam rumahmu. Jangan beri kesempatan kontaminan udara masuk ke dalam paru-paru!

Benarkah Kita Butuh Air Purifier?

Ah tapi kan air purifier belum tentu efektif, mana mahal lagi.” Mungkin pikiran itu sempat terlintas atau bahkan sedang kamu pikirkan sekarang. Eitsss… Jangan salah! Air purifier dinyatakan 99% ampuh menangkap partikel hingga ukuran 0,3 micron. Ini mencakup bakteri, alergi, dan virus. Jika kamu memiliki alergi atau asma, kamu akan benar-benar merasakan betapa leganya menghirup udara setelah memasang air purifier

Masalah harga, tidak ada salahnya berinvestasi pada benda yang kamu butuhkan meski terkadang tidak benar-benar kamu inginkan. Melihat kondisi udara Jakarta saat ini, air purifier seharusnya berada di Top 3 list kebutuhanmu. Bayangkan saja kalau segala macam partikel beracun di udara masuk ke paru-parumu dengan frekuensi dan intensitas tinggi. Biaya berobat akibat sakit paru-paru nantinya malah akan menjadi-jadi bahkan tidak tertangani. Memikirkannya saja membuat merinding. Jauh lebih baik mencegah daripada mengobati. Lagipula, saat ini sudah terdapat berbagai pilihan air purifier efektif tapi nggak pakai mahal. Kamu bisa klik di sini untuk mendapatkannya.

Jadi gimana nih, Ruppers? Udah tau kan kisah horor yang lagi ngetrend di Jakarta? Yuk, mulai lawan semua monster udara dengan air purifier di rumahmu. Dan jangan lupa selalu pakai masker saat bepergian! Nggak mungkin kan kamu bawa air purifier ke mana-mana? Stay healthy, Ruppers!