6 Fakta Covid-19 Omicron yang Penting Untuk Diketahui

0
2082
Varian Covid 19 Omicron

Pada 26 November 2021, World Health Organization (WHO) menetapkan bahwa Covid 19 Omicron atau B.1.1.529 menjadi salah satu Variant of Concern (VOC) atau varian virus korona baru yang perlu Anda waspadai. 

Melansir melalui situs resmi covid19.go.id, WHO juga menuturkan keputusan tersebut diambil karena adanya bukti yang diberikan kepada TAG-VE (Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution).

Ruparupa Banner

TAG-VE merupakan Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus atau The Advice of WHO’s Technical Advisory Group on Virus Evolution, yang saat ini juga masih melakukan penelitian untuk melihat varian Covid-19 Omicron lebih jauh. Mereka mencari tahu seluk beluk dari virus ini, termasuk dalam evolusinya, infeksi, kinerja vaksin, tes diagnostik, tingkat penyebaran, hingga keparahan penyakit yang timbul.

Lalu, seperti apa sebenarnya virus varian terbaru ini? Kali ini, Ruparupa akan menjabarkan informasi selengkapnya, seperti yang dilansir dari beberapa sumber. 

Fakta mengenai Covid-19 Omicron

Covid 19 Omicron

Tingkat Penularan

Sampai saat ini, WHO belum bisa memaparkan secara detail tentang penularan Omicron. Meskipun jumlah orang yang positif terpapar varian virus COVID Omicorn semakin meningkat di Afrika Selatan, tetapi untuk membuktikan tingkat penularan tersebut terjadi karena virus ini, menurut WHO masih memerlukan studi epidemiologi lebih lanjut.

Jadi, belum jelas apakah virus ini memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan varian lainnya.

Risiko infeksi ulang 

Sejauh ini, WHO mengatakan jika varian Covid-19 Omicron memiliki potensi lebih tinggi menginfeksi ulang orang yang sudah pernah terpapar virus korona. Untuk itulah, masyarakat harus lebih waspada dan terus menjalankan protokol kesehatan setiap saat.

Baca Juga:   15 Manfaat Berjemur, Baik Untuk Tubuh & Mencegah Covid-19

Tingkat Keparahan Penyakit yang Terjadi

Berbeda dengan varian sebelumnya, Omicron menunjukan gejala spesifik yang tidak biasa. Menurut WHO, infeksi awal pada kalangan individu berusia muda, hanya bersifat ringan. Namun, para peneliti masih membutuhkan waktu buat mengetahuinya.

Sementara itu, Angelique Coetzee, dokter yang berasal dari Afrika Selatan, mengungkapkan jika gejala varian Omicron cenderung ringan, tetapi tidak seperti gejala varian lainnya.

Umumya, pasien COVID-19 yang terkena virus ini tidak mengalami sakit tenggorokan atau batuk, seperti biasa. Namun, mereka justru merasakan sakit kepala, nyeri otot, kelelahan ekstrim, dan merasa tidak enak badan. 

Meski begitu, semua varian virus korona, termasuk Delta yang dominan, tetap bisa menyebabkan penyakit parah dan kematian setelah beberapa hari terpapar, terutama pada golongan orang yang rentan.

Efektivitas Alat Tes Covid

Sampai saat ini, alat Polymerase Chain Reaction (PCR) tetap dapat mendeteksi infeksi, termasuk varian Delta dan Omicorn.

Namun, untuk alat tes lainnya, seperti tes antigen cepat, masih dalam penelitian apakah dapat mendeteksi varian Omicron atau tidak. 

Efektivitas vaksin terhadap varian Covid 19 Omicron

Untuk mengetahui efektifitas vaksin terhadap varian Omicron, WHO telah melakukan kerja sama dengan lembaga khusus, yang dapat meneliti lebih jauh ketahanan varian baru ini terhadap vaksin COVID-19.

Namun, vaksinasi tetap menjadi salah satu tindakan pencegahan yang efektif untuk mengurangi tingkat keparahan, kematian, serta mampu melawan varian Covid-19, termasuk Delta dan Omicron. 

Baca Juga:   12 Efek Samping Vaksin Covid 19 yang Tidak Perlu Ditakuti

Efektivitas perawatan

Meskipun varian Omicron masih baru, bukan berarti varian ini tidak bisa ditangani lebih lanjut. WHO juga mengungkapkan bahwa Interleukin-6 (IL6) Receptor Blocker dan Kortikosteroid masih efektif untuk menangani pasien Covid-19 yang memiliki gejala berat.

Sedangkan untuk obat-obatan, masih dalam pengujian dalam mengetahui efektivitasnya melawan varian Omicron, yang terus mengalami perubahan.

Melihat hal ini, WHO masih terus melakukan penelitian untuk memahami mutasi virus corona, termasuk tingkat keparahan, kinerja vaksin, dan efektivitas obat-obatan.

Selain itu, WHO juga tetap mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap varian baru, yang mungkin akan terus bermunculan.

Caranya adalah dengan selalu menjalankan protokol kesehatan, seperti menerapkan social distancing minimal 1 meter terhadap orang lain, menggunakan masker saat bepergian, meningkatkan ventilasi rumah dengan membuka jendela, dan menghindari berada dalam kerumunan dengan ruang yang memiliki ventilasi buruk.

Jangan lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan tangan, melakukan etika batuk dan bersin yang tepat, serta mengikuti program vaksinasi Covid-19. 

Jadi, buat Ruppers yang belum mendapatkan vaksin Covid, maka segera daftarkan diri Anda di pusat kesehatan terdekat.

Ingat manfaat vaksinasi ini akan mencegah tingkat keparahan penyakit, serta kematian akibat Covid-19 yang berbahaya.  Akan tetapi, bila Anda memiliki kondisi kesehatan khusus, pastikan melakukan skrining kesehatan terlebih dahulu.